My Facebook Badge

Roy Suryadi's Facebook profile

Face Me

Jumat, 18 Juli 2008

Jangan Berhenti Sebelum 100 %


Pernah ada seorang klien saya yang ekspatriat, Mr. Kevin, mengeluhkan kinerja orang Indonesia kepada saya. Orang Indonesia itu tidak pernah tuntas ( becus ) dalam bekerja, mereka merasa pandai dan cepat puas, mereka selalu berhenti di titik 90 dan tak pernah bekerja hingga 100 %, demikian ujarnya.

Ucapan yang meluncur darinya begitu keras menghujam pada di
ri Saya, dan sebagian besar dari diri Saya mengakui kebenaran ucapannya. Sebagai salah satu contohnya adalah desain buku menu yang Saya buat untuk sebuah restoran Jepang di kota Semarang ini. Saya berusaha mati-matian untuk mencurahkan segenap emosi, ketrampilan dan pengalaman saya demi untuk mewujudkan sebuah buku menu yang paling maksimal hasilnya. Kegigihan saya membuahkan hasil dan saya senang sekali dengan tampilannya yang elegan, cantik dan menggugah selera.

Tapi, lagi-lagi Saya kecele. Saya sadar betul bahwa sebetulnya Saya kekurangan waktu untuk membantu klien Saya itu, tetapi Saya terlalu memaksakan diri. Pada kenyataannya sebelum saya sempat menginjak halaman ke dua dan seterusnya, Saya selalu 'ketambahan' garapan lain --- yang memang adalah garapan utama Saya.
Akhirnya, Saya dengan penuh rasa malu dan terbuka mohon maaf kepada Bapak Adi dan memberi tawaran untuk berpindah ke rekan desainer Saya yang lain. Alhamdulillah, Beliau dengan penuh pengertian tidak keberatan dan mengiyakan dengan bijaksana.

Ternyata tidak hanya kesiapan teknis dan material saja yang harus dimaksimalkan hingga 100 %, tetapi 100% juga sudah harus mengikut sertakan pemikiran mengenai manajemen waktu, pengaturan skala prioritas kerja dan kebesaran hati untuk mengakui ketidak mampuan.

Sabtu, 12 Juli 2008

5 minutes in 2 hours


Pekerjaan mendesain bisa juga dipandang sebagai mencari arah mana jalan pulang saat kita tersesat di sebuah gunung atau hutan. Panduan umum seperti navigasi arah, pengetahuan survival dan dasar-dasar pertolongan pertama pada kecelekaan bisa diibaratkan juga sebagai teori-teori umum perancangan.

Karya logo yang Saya persembahkan untuk Pertamina Regional Jawa Tengah, memiliki kisah yang serupa.
Saya menghabiskan waktu 2 jam untuk berlari-lari dengan terengah tanpa menemukan bentuk yang berarti --- hanya untuk menemukan 5 menit yang sangat berharga !

Design logo Serv Q Team ini saya ciptakan tidak lebih dari 5 menit, setelah berlama-lama selama 2 jam di depan komputer.

Teori-teori perancangan memang adalah dasar acuan dalam melakukan sebuah desain.
Dan tahapan ini adalah tahapan prerequisite yang menjadi ritual awal sebelum memulai pekerjaan.
Tetapi ingatlah, sebuah final artwork bisa jadi sebuah pekerjaan yang sangat singkat.

Four in Forty


Mendesain dengan tekanan bukanlah sebuah pekerjaan yang menyenangkan. Begitu pula dalam tenggat waktu yang teramat sempit dan mendesak. Sebuah kasus yang baru saja terjadi, di mana Saya pada hari Senin, 14 Juli 2008 besok berencana untuk dinas luar kota ke Tegal, tetapi memiliki tanggungan kerjaan dengan seorang klien -- Bpk. Alvin -- seorang klien lama yang seta. Walaupun sekarang teknologi sudah sangat membantu, Saya selalu menghindari pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk bertatap muka dengan si empunya kerjaan. Alhasil siang ini, dalam waktu kurang lebih 40 menit, Saya berhasil menelurkan 4 buah desain dengan kualitas seperti yang bisa Anda lihat di blog ini. Tidak terlalu istimewa, dan juga tidak juga jelek-jelek amat.

Ternyata kunci penting yang bisa saya ambil dalam hal perancangan di kasus ini adalah sebagaimanapun sempitnya waktu dan tingkat stressing pada saat mulai menggarap sebuah proyek, ketenangan hati dan pikiran adalah yang paling utama. Kesadaran mengenai deadline yang sempit Saya akali hingga berubah menjadi seperti backsound yang pada saat kita bekerja memang berbunyi tetapi kita 'tidak mendengarkan'nya malah menjadi teman yang memperkuat naluriah berkarya.